Selasa, 16 Desember 2008

Apa Obsesimu ?

Bukan karena terinspirasi dengan "tag line" sebuah iklan. Atau, ingin membantu mempopulerkan (apalagi produknya) iklan tersebut. Namun, masalah obsesi sesungguhnya memang adalah hal yang sangat penting. Obsesi yang berarti keinginan kuat, adalah hal yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat lebih gigih dan keras. Para ahli manajemen sumber daya manusia menyebut obsesi ini sebagai motivasi intrinsik. Motivasi yang berasal dari dalam jiwa manusia yang menuntunnya untuk tetap melangkah. Karena obsesi tersebutlah, seseorang rela untuk meniti hari-hatinya dengan penuh peluh. Seseorang rela untuk melintasi gunung, seberangi hutan dan arungi lautan demi mengejar obsesinya tersebut. Untuk itu, kesalahan dalam menentukan obsesi akan menentukan kesalahan seluruh langkah yang akan dibuat. Karena pentingnya makna obsesi itulah, Rasulullah shallaLlahu 'alayhi wasallam yang mulia memberikan panduan untuk kita dalam menentukan obsesi hidup.
Rasulullah shallaLlahu 'alayhi wasallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah rahimahullahu ta'ala dari sahabat Utsman Ibn Affan radhiyallahu 'anhu :

"Barangsiapa yang akhirat menjadi obsesinya, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan melancarkan semua urusannya, menjadikan hatinya terasa kaya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan tunduk. Dan, barangsiapa yang dunia menjadi obsesinya, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan mengacaukan semua urusannya, menjadikan hatinya miskin, dan dunia akan datang kepadanya sebatas yang ditakdirkan kepadanya." (Sunan Ibnu Majah, no. 4095)

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallaLlahu 'alayhi wasallam menjelaskan kepada kita bahwa obsesi manusia secara umum terbagi atas dua hal. Obsesi akhirat dan obsesi dunia.
Orang yang terobsesi dunia adalah orang yang menjadikan dunia dan hiasannya (jabatan, harta, popularitas ataupun kesenangan seksual) sebagai tujuan-tujuan hidupnya. Ia termotivasi untuk melakukan sesuatu jika diimingi-imingi dengan "bunga-bunga" dunia tersebut. Ia bergerak hanya untuk mencari dunia. Ia lupa bahwa dunia ini hanyalah tempat singgah sementara. Sebuah terminal atau pemberhentian sementara dalam perjalanan panjang ke kampung keabadian. Sebagai sabda Rasulullah shallaLlahu 'alayhi wasallam yang mulia ; "Jadilah kalian di dunia ini sebagai orang asing atau pengembara" (Shahih Bukhari no. 5937).
Jika seseorang hanya bergerak karena alasan dunia, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan menjadikan kecintaan terhadap akhirat keluar dari dalam hatinya. Sebagaimana ungkapan seorang salafus shalih bernama Malik Ibn Dinar rahimahullahu ta'ala, "Demi Allah, dua hal tidak akan pernah bertemu dalam hati seorang manusia, yaitu sedih karena akhirat dan bahagia karena dunia. Salah satu dari keduanya harus mengusir yang lainnya."

Setidaknya ada tiga hal yang menyebabkan seseorang demikian terobsesi terhadap dunia.
Pertama, lupa akan hari akhir dan kedahsyatannya. Orang yang terobsesi terhadap lupa bahwa kehidupan ini adalah sawah dan ladang beramal untuk akhirat. Mereka menyangka bahwa kehidupan ini akan berakhir begitu saja setelah nyawa tercabut dari tubuh. Karena itulah ia menghabiskan waktu-waktu hidupnya hanya untuk bekerja mencari dunia dan bersenang-senang. Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan karakteristik mereka dalam ayat-Nya : "Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa", dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (Qur'an surat al-Jatsiyah ayat 24). Dikisahkan, Imam Hasan al-Bashri rahimahullahu ta'ala pernah berjalan melewati orang-orang yang sedang tertawa. Lalu Hasan al-Bashri bertanya kepada orang itu, "Saudaraku, apakah engkau pernah melewati titian akhirat (sirath) ?" Orang itu menjawab, "Belum." Lalu, Hasan al-Bashri bertanya kembali, "Kalau begitu, kenapa engkau tertawa seperti ini, padahal hari-hari kelak amatlah sulit ?"
Kedua, ambisi terhadap jabatan. Mereka yang ambisius terhadap jabatan dan kekuasaan akan menghabiskan seluruh kehidupannya untuk mencapainya. Bahkan tak jarang menghalalkan segala cara agar mampu berkuasa. Abu Ja'far al-Mihwalli, seorang salafus shalih, mengungkapkan, "Seseorang yang memiliki jabatan haram baginya merasakan kenikmatan akhirat."
Ketiga, tertipu dengan kesehatan. Orang-orang yang tertipu dengan kebugaran fisiknya seringkali merasa bahwa kematian masih sangat jauh darinya. Ia mengira bahwa kematian hanya menghampiri orang-orang yang sakit atau telah tua. Padahal kematian akan menghampirinya tanpa diduga.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya." (Qur'an surat Qaf ayat 19).

Jika seseorang terobesesi terhadap dunia, maka Rasulullah shallaLlahu 'alayhi wasallam menjelaskan bahwa Allah subhanahu wa ta'ala telah menyediakan tiga "hadiah" bagi mereka. Pertama, Allah akan menjadikan semua urusannya kacau. Sehingga hidupnya akan terasa sempit dan sesak. Yang kedua, Allah subhanahu wa ta'ala juga akan menjadikan dirinya senantiasa kekurangan. Sehingga ia akan terus haus terhadap dunia. Layaknya seseorang yang meminum air laut, bukannya kesegaran yang ia raih namun dahaga yang tak habis-habisnya. Merekalah sesungguhnya orang-orang yang miskin. Dan yang terakhir, Allah subhanahu wa ta'ala akan memberikan kepada mereka sebatas apa yang telah ditakdirkan kepada mereka. Tak lebih. Padahal kebutuhan-kebutuhan hidup mereka Allah akan tambah terus-menerus.

Sebaliknya, bagi orang-orang yang terobsesi terhadap akhirat, Allah akan anugerahkan kepada mereka tiga kenikmatan. Pertama adalah, Allah akan mempermudah semua urusannya. Sebagaimana ungkapan Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, "Apabila Aku (Allah subhanahu wa ta'ala) telah mencintai hamba-Ku, maka Aku akan menjadi pendengarannya yang dengannya ia melihat, Aku akan menjadi penglihatannya yang dengannya ia melihat, Aku akan menjadi tangannya yang dengannya ia memukul, dan Aku akan menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah. Apabila ia meminta kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Dan apabila ia berlindung kepada-Ku, aku akan menjaganya." (Shahih Bukhari, no. 6021). Anugerah kedua bagi orang-orang yang terobsesi kepada akhirat adalah, Allah akan menjadikan hatinya kaya. Allah cukupkan segala urusannya, sehingga ia mampu untuk berbagi dengan sesama. Dan yang terakhir, Allah subhanahu wa ta'ala akan mendatangkan dunia kepadanya sambil menunduk. Kehidupan dunianya dipermudah oleh Allah subhanahu wa ta'ala. Allah memberikan rezki kepadanya, tanpa batas. "Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberikan rezki kepada tanpa diduga dan terhitung." (Qur'an surat at-Thalaq ayat 2 – 3).

Karena itu beruntunglah, orang-orang yang obsesi hidupnya kepada akhirat. Yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah bagaimana karakteristik mereka ? Sekurangnya, ada tiga hal yang menjadi karakter manusia pengobsesi akhirat. Pertama, mereka adalah orang yang ikhlas. Lurus ber-Tauhid. Hanya bergerak untuk dan karena Allah semata. Mereka bekerja bukan semata-mata karena mencari nafkah, namun jauh daripada itu karena sadar bahwa bekerja adalah beribadah. Bahkan seluruh aktifitas hidup dan tarikan nafasnya adalah ibadah. Kedua, pengobsesi akhirat adalah pengagum Rasulullah shallaLlahu 'alayhi wasallam. Menjadikan Muhammad shallaLlahu 'alayhi wasallam sebagai contoh dalam hidupnya. Berjalan sesuai dengan sunnah-nya. Ketiga, para pengobsesi akhirat adalah orang-orang yang memiliki semangat berbagi yang tinggi. Ia sadar bahwa ia tidak hanya hidup bagi dirinya sendiri, namun juga harus memberi manfaat bagi sebanyak mungkin manusia. Sebagaimana sabda Rasulullah shallaLlahu 'alayhi wasallam, "Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." Atau, ungkapan seorang pejuang Islam di Mesir, Sayyid Quthb rahimahullahu ta'ala, "Orang kerdil adalah orang yang hidup untuk dirinya sendiri dan mati untuk dirinya sendiri. Sedangkan, orang besar adalah orang yang hidup untuk orang lain dan mati untuk orang lain."

Jadi, apa obsesimu ?

Wallahu a'lam bis showwab

Muhammad Setiawan(murobbiku)

Tidak ada komentar:


ShoutMix chat widget